Click !

Selasa, 31 Januari 2012

Untuk Sehatnya Keluarga Indonesia

Demikianlah tema yang diusung dalam program kesehatan PKPU bulan ini. "Untuk Sehatnya Keluarga Indonesia."

Faktanya, hanya 55,5% masyarakat Indonesia yang dapat mengakses fasilitas sanitasi dasar (Riskesdas, 2010). Bahkan, UNICEF melansir 26 persen populasi Indonesia masih buang air besar di alam terbuka, dan Indonesia bersama India dan China adalah juara-juara dunia untuk buang air besar di tempat terbukaWow......bukan prestasi yang membanggakan #:-S. Sungguh ironis, di negara yang mayoritas warganya beragama Islam dimana kebersihan adalah bab yang sangat menjadi perhatian, masih banyak warganya yang belum sadar akan kebersihan diri dan lingkungannya. Adalah tugas kita juga untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan peduli akan kesehatan.

Hal inilah yang menginspirasi PKPU mengusung program Seribu Jamban. Adalah program yang bertujuan untuk menyediakan fasilitas jamban sekaligus meningkatkan taraf kesehatan masyarakat melalui fasilitas sanitasi. 1000 jamban adalah optimisme untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Fasilitas ini akan dibangun di lokasi-lokasi dimana belum tersedia lokasi MCK yang layak, kurang ketersediaan air bersih, dan lokasi-lokasi yang dipergunakan oleh masyarakat banyak maupun individu. Dibangun secara nasional di seluruh nusantara.



Seperti filosofi air yang terus mengalir, semoga kepedulian kita dalam program Seribu Jamban ini menjadi amal kita yang terus mengalir pula. Salurkan kepedulian anda melalui rekening BCA 600.034.01.01 atau layanan hotline 022-76300200. (DwiEnamarty)







Kamis, 26 Januari 2012

Ada yang lain ..........

      Ada yang lain di briefing pagi ini. Tidak biasanya para karyawan tampak antusias memperhatikan pemaparan materi yang disampaikan. Bertempat di lantai 1 gedung PKPU Bandung, Manager Zakat Centre yang baru, Yusuf Mauludin, menyosialisasikan Undang Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Memang bukan wacana yang baru kami dengar, apalagi untuk profesi amil seperti kami, namun hal ini memperkuat kedudukan lembaga yang sekarang ini kami kelola.
      Disebutkan dalam Undang Undang tersebut mengenai kedudukan adanya Lembaga Amil Zakat (LAZ) selain BAZNAS. Disamping itu pasal yang menarik ada di pasal 38 yang berbunyi “Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang”. Nah lo. Menurut Undang-Undang ini juga, LAZ adalah harus berbentuk ORMAS Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Artinya lembaga selain dalam format tersebut dianggap tidak berwenang sebagai LAZ dan melakukan aktivitas perencanaan, penghimpunan, dan pemberdayaan dana Zakat, Infaq Sedekah. Bagaimana dengan lembaga-lembaga yang selama ini sudah tersebar seperti panti asuhan, pondok pesantren, LAZ perusahaan, dan sekolah-sekolah islam ? Wallahu Alam.
      Semoga dengan terbitnya Undang-Undang ini, pengelolaan zakat di Indonesia, khususnya, dapat lebih optimal dan profesional. Mohon doanya ya PKPU jadi lembaga yang amanah ^^. Amiin. (DwiEnamarty)

Pisah Sambut Kepala Cabang PKPU Bandung

Organisasi ibarat sebuah roda yang berputar. Terus menggelinding dan menempuh jarak tertentu untuk sampai ke tempat yang dituju. Laiknya roda, organisasi pun senantiasa terus berdinamika, berkembang baik diluar maupun didalam tubuh organisasi itu sendiri. Dan, penggerak utamanya terletak pada tangan-tangan yang menjalankan roda agar terus bergulir dan tangan-tangan yang terus berkarya untuk kemaslahatan ummat.
“Berganti Untuk Berkarya Tanpa Batas”. Tema inilah yang diusung dalam acara Pisah Sambut Kepala Cabang PKPU Bandung dari kepemimpinan sebelumnya,Sani Ihsan Maulana S.Si kepada Surisman Thoyib, SE pada tanggal 11 Januari yang lalu. Bertempat di sebuah rumah makan di jalan Malabar, acara yang dihadiri oleh Pimpinan PKPU Pusat dan seluruh jajarannya ini dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Direktur Utama PKPU, Agung Notowiguno. Dalam sambutannya, disebutkan bahwa tantangan sebuah organisasi adalah membentuk SDM yang bisa menghadapi tantangan, yang akan menularkan visi dan misi organisasi dan pada akhirnya keberadaannya menjadi solusi di masyarakat. Disampaikan pula, kepemimpinan yang berganti adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah organisasi. Diharapkan dalam kepemimpinan yang baru akan terus bermunculan potensi-potensi untuk menjadi pemimpin-pemimpin selanjutnya.
Orang akan datang dan pergi silih berganti, dan  aksi kemanusiaan akan terus berjalan seiring roda waktu yang berputar. Selamat jalan pa Sani, kami tunggu karya-karya selanjutnya.(DwiE/PKPU)