Membangun MCK di
Panenjoan
Ibarat mendirikan sebuah bangunan, kebiasaan baik dimulai
dari membangun pondasi kemudian menyusun bata di dinding bangunan, disusul
menambahkan atap untuk menutupi bangunan tersebut dan melindunginya dari
terpaan panas dan hujan. Sama halnya, kebiasaan hidup sehat dibangun dari
kesadaran masyarakat untuk kualitas kesehatan yang lebih baik dan perlahan tapi
pasti menjadi suatu kebiasaan yang berakar. Hal itu juga yang membuat resah
warga masyarakat RT 1 RW 4 Kel. Panenjoan Kec. Cicalengka.
Sudah bertahun-tahun mereka menantikan dibangunnya sarana
kamar mandi dan kakus yang layak dan tertutup. Sebut saja Ibu yoyoh, tahun 1975
beliau pindah dari Bogor ke Cicalengka mengikuti suaminya. Saat itu masyarakat
setempat menggunakan “cubluk”, istilah warga untuk kamar mandi, karena air yang
digunakan berasal dari balong yang ditampung dari air hujan dan digunakan
secara berulang oleh 75 kepala keluarga, termasuk anak-anak di RT tersebut,
ingatnya.
Bahkan kalau musim penghujan, air balong tersebut menjadi
keruh sedangkan pada musim kemarau airnya menjadi surut dan dipenuhi
jentik-jentik nyamuk. Tak heran, penyakit yang paling banyak diderita warga
adalah sekitar penyakit kulit, diantaranya gatal-gatal.
Kini warga RT 1 Panenjoan bisa bernapas lega. Sebentar lagi
akan dibangun sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di lingkungan mereka, lengkap
dengan sarana pendukungnya seperti sarana penampung air dan kotoran atau septic
tank. MCK yang dibangun ini merupakan program 1000 Jamban yang didanai oleh Bank
Indonesia dan dilaksanakan oleh PKPU Bandung.
Hari Selasa, 29 Mei, warga Panenjoan bergotong royong
membuat pondasi dan membangun septic tank sebanyak 2 buah sebagai awal Program
1000 Jamban. Kedepannya, warga dan PKPU akan membuat saluran air dan membuat
sumur bor sedalam 12 meter. Tak ayal, warga terlihat sangat antusias dengan
adanya program ini dan sedianya mereka siap bahu-membahu hingga program ini
selesai. (PKPU/Dwi Enamarty/Bandung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar